Sisi Gelap Disneyland yang Tak Pernah Diceritakan!
Misteri

Sisi Gelap Disneyland yang Tak Pernah Diceritakan!

Kisah Misterius dan Kelam dari Taman Hiburan Paling Terkenal di Dunia

Disneyland—tempat di mana impian menjadi kenyataan. Setiap sudutnya dipenuhi tawa anak-anak, parade penuh warna, dan keajaiban yang tak terlupakan. Namun, di balik gemerlap cahaya dan musik ceria, tersembunyi kisah-kisah tragis yang jarang diceritakan. Insiden yang mengguncang dunia ini menjadi pengingat bahwa bahkan di tempat paling bahagia di dunia, tragedi bisa terjadi dalam sekejap mata.

Mimpi Buruk di Roger Rabbit’s Car Toon Spin (2000)

Rabbit’s Car Toon Spin
Rabbit’s Car Toon Spin

22 September 2000—seharusnya menjadi hari yang penuh keceriaan bagi seorang bocah laki-laki berusia empat tahun yang mengunjungi Disneyland. Namun, momen bahagia itu berubah menjadi mimpi buruk. Di wahana Roger Rabbit’s Car Toon Spin, bocah tersebut jatuh dari kendaraan yang berputar dan terseret di bawahnya. Ia mengalami cedera internal serius, serangan jantung, dan kerusakan otak yang mengubah hidupnya selamanya.

Penyelidikan mengungkap fakta yang mencengangkan—palang pengaman tidak berfungsi dengan baik. Lebih buruk lagi, bocah itu ditempatkan di kursi yang tidak sesuai, terlalu dekat dengan pintu keluar. Seandainya tindakan pencegahan lebih ketat, tragedi ini mungkin bisa dihindari.

Kecelakaan Maut di Big Thunder Mountain Railroad (2003)

Big Thunder Mountain Railroad
Big Thunder Mountain Railroad

5 September 2003, taman hiburan kembali diwarnai duka. Big Thunder Mountain Railroad, salah satu roller coaster paling populer di Disneyland, mengalami insiden tragis yang merenggut nyawa seorang pria berusia 22 tahun.

Saat kereta melaju di jalurnya, sesuatu yang tidak beres terjadi. Sebuah pengencang pada roda ternyata tidak dikencangkan sesuai standar, menyebabkan lokomotif terangkat dari rel dan menimpa gerbong penumpang pertama. Akibatnya? Korban mengalami trauma benda tumpul dan pendarahan internal yang fatal. Para saksi mata menyebutkan bahwa jeritan kegembiraan berubah menjadi kepanikan dalam hitungan detik.

Kesalahan dalam perawatan berkala menjadi penyebab utama kecelakaan ini, membuat banyak pihak mempertanyakan standar keselamatan di Disneyland.

Sailing Ship Columbia: Petaka di Malam Natal (1998)

Sailing Ship Columbia
Sailing Ship Columbia

Malam Natal seharusnya dipenuhi kehangatan dan kebahagiaan. Tapi pada 24 Desember 1998, Disneyland justru menjadi saksi tragedi memilukan.

Di wahana Sailing Ship Columbia, sebuah cleat logam berat yang digunakan untuk menambatkan kapal mendadak terlepas dan melayang ke arah kerumunan. Seorang karyawan dan dua pengunjung terkena dampaknya. Seorang pria berusia 33 tahun mengalami cedera kepala yang fatal dan meninggal dunia.

Apa yang menyebabkan insiden mengerikan ini? Investigasi mengungkap kesalahan fatal dalam pemeliharaan: tali rami yang seharusnya digunakan telah diganti dengan tali nilon elastis. Akibatnya, tekanan berlebih membuat cleat terlepas dari lambung kapal kayu, berubah menjadi proyektil mematikan di tengah keramaian.

Disneyland Setelah Insiden

Serangkaian tragedi ini memaksa Disneyland untuk berbenah. Setelah insiden di Roger Rabbit’s Car Toon Spin, protokol darurat diubah—kini operator wahana diwajibkan langsung menghubungi 911, bukan hanya mengandalkan pusat keamanan internal Disney.

Sementara itu, setelah tragedi di Sailing Ship Columbia, Disneyland mengembalikan posisi mandor utama untuk memastikan setiap wahana dikelola dengan lebih ketat. Bahkan, Departemen Kepolisian Anaheim kini menempatkan petugas di taman untuk mempercepat respons terhadap keadaan darurat.

Pelajaran dari Insiden-Insiden Kelam Ini

Meskipun Disneyland tetap menjadi salah satu tempat wisata paling ikonik di dunia, sejarah insiden-insiden ini menjadi pengingat bahwa di balik keceriaan, ada risiko yang mengintai. Standar keselamatan harus selalu ditingkatkan, transparansi harus dijaga, dan setiap pengunjung berhak mendapatkan jaminan keamanan.

Karena pada akhirnya, keajaiban Disneyland hanya akan benar-benar hidup jika setiap orang bisa pulang dengan senyuman, bukan dengan kenangan yang kelam.

Related Articles

More Articles You Might Like