Babak Baru dalam Tuduhan Senjata Biologis
Awal Maret 2022, dunia dikejutkan oleh klaim pemerintah Rusia yang menyebut telah menemukan bukti bahwa Ukraina, dengan dukungan Amerika Serikat, mengembangkan senjata biologis. Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov, menyatakan bahwa selama operasi militernya di Ukraina, pasukan Rusia menemukan dokumen yang menunjukkan pemusnahan darurat patogen berbahaya seperti pes, antraks, tularemia, dan kolera pada 24 Februari 2022. (kompas.com)
Namun, apakah ini bukti nyata atau hanya bagian dari perang informasi yang semakin panas?

Jejak Lama yang Kini Kembali Muncul
Tuduhan soal laboratorium biologis di Ukraina bukanlah hal baru. Sejak 2005, Departemen Pertahanan AS telah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Ukraina untuk meningkatkan laboratorium kesehatan di negara tersebut. Program ini diklaim bertujuan untuk mencegah penyebaran penyakit menular dan mencegah kemungkinan senjata biologis jatuh ke tangan yang salah.
Namun, Rusia menuding bahwa laboratorium ini justru digunakan untuk mengembangkan patogen berbahaya yang berpotensi digunakan sebagai senjata dalam konflik militer. Tuduhan ini semakin kencang setelah invasi Rusia ke Ukraina pada 2022. (bbc.com)

Rusia Mengklaim Bukti Kuat
Januari 2023, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan temuan baru: lebih dari 20.000 dokumen dan sampel biologis yang disebut sebagai bukti nyata keterlibatan Pentagon dalam proyek senjata biologis di Ukraina. Dokumen-dokumen ini, menurut Rusia, ditemukan di laboratorium Pharmbiotest di Lisichansk dan berisi data pasien yang disebut telah digunakan dalam eksperimen biologis.
Letnan Jenderal Igor Kirillov bahkan menegaskan bahwa AS tidak hanya terlibat dalam riset ini, tetapi juga mengujinya langsung pada populasi Ukraina dan negara-negara di perbatasan Rusia. (islamtoday.id)
Bantahan dari Amerika Serikat dan Ukraina
Di sisi lain, AS dan Ukraina dengan tegas membantah semua tuduhan ini. Departemen Pertahanan AS menegaskan bahwa laboratorium yang didanai AS di Ukraina hanyalah fasilitas penelitian kesehatan masyarakat dan tidak memiliki keterkaitan dengan pengembangan senjata biologis.
Washington juga menyebut tuduhan Rusia sebagai disinformasi yang dirancang untuk membenarkan invasi ke Ukraina. Hingga kini, belum ada bukti konkret yang bisa membuktikan klaim Rusia secara mutlak. (bbc.com)
Dampak Global: Ketakutan yang Semakin Luas
Isu ini memicu gelombang kecemasan global. Beberapa negara, termasuk Iran, menyerukan penyelidikan independen terhadap aktivitas laboratorium AS di Ukraina dan wilayah lainnya. Mereka menilai bahwa jika tuduhan ini benar, maka AS telah melanggar Konvensi Senjata Biologis dan menempatkan dunia dalam risiko besar.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, menegaskan bahwa eksperimen semacam ini adalah ancaman serius bagi kemanusiaan. Namun, hingga kini, tidak ada penyelidikan internasional yang dilakukan secara resmi. (islamtoday.id)
Kesimpulan: Kebenaran Masih Tertutup Kabut Perang
Apakah Rusia benar-benar menemukan bukti eksperimen senjata biologis, atau ini hanya bagian dari strategi propaganda dalam perang? Jawabannya masih abu-abu.
Yang jelas, tuduhan ini semakin menambah ketegangan geopolitik dan memperburuk hubungan Rusia dengan Barat. Sampai investigasi independen benar-benar dilakukan, perdebatan ini kemungkinan akan terus menjadi salah satu isu panas di dunia internasional.
Sementara itu, dunia hanya bisa bertanya-tanya—apa lagi yang masih tersembunyi di balik tirai perang ini?
Catatan: Artikel ini disusun berdasarkan informasi yang tersedia hingga Maret 2025. Perkembangan lebih lanjut mungkin telah terjadi setelah tanggal tersebut.