
Beberapa ekspedisi ilmiah menggunakan teknologi canggih seperti sonar dan GPS untuk memetakan dasar laut di sekitar lokasi yang seharusnya menjadi tempat Pulau Bermeja berada. Hasilnya? Tidak ada tanda-tanda keberadaan pulau, baik di permukaan maupun di bawah laut.
Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa Pulau Bermeja mungkin berupa pulau pasir rendah yang rentan terhadap erosi. Akibat badai atau kenaikan permukaan air laut, pulau tersebut mungkin tenggelam dan menghilang sepenuhnya.
Namun, teori lain muncul. Beberapa ahli sejarah dan kartografi menduga bahwa data geografis yang digunakan untuk membuat peta kuno mungkin tidak akurat. Mungkin saja, Pulau Bermeja tidak pernah ada di tempat yang seharusnya.
Kasus Pulau Bermeja bukan satu-satunya. Ingat Pulau Sandy di Samudra Pasifik? Pulau ini muncul di peta selama berabad-abad, bahkan tertera di Google Maps. Namun, pada tahun 2012, sekelompok ilmuwan Australia melakukan ekspedisi dan menemukan bahwa Pulau Sandy… tidak ada. Yang ada hanyalah laut lepas. Kasus ini memperkuat kemungkinan bahwa kesalahan kartografi bisa terjadi dan bertahan lama.
Hingga kini, keberadaan Pulau Bermeja masih menjadi misteri. Apakah ia memang tenggelam, hasil kesalahan kartografi, atau ada faktor lain yang belum kita ketahui? Pertanyaan ini masih menggantung di udara.
Hilangnya Pulau Bermeja adalah pengingat bahwa peta bukanlah representasi sempurna dari realitas. Alam selalu berubah, dan pengetahuan kita tentang dunia pun terus berkembang.
Mungkin suatu hari nanti, Pulau Bermeja akan kembali muncul, atau mungkin ia akan selamanya menjadi legenda. Yang jelas, kisah ini mengajarkan kita untuk selalu mempertanyakan apa yang kita yakini dan untuk terus menjelajahi dunia dengan rasa ingin tahu.
Apakah Anda percaya Pulau Bermeja benar-benar ada? Atau apakah Anda lebih percaya pada penjelasan ilmiah yang lebih rasional? Mari kita terus mencari tahu!
Temukan artikel menarik lainnya yang mungkin Anda sukai berdasarkan topik dan kategori yang serupa.