Penemuan Struktur Tersembunyi di Borobudur
Borobudur, salah satu candi Buddha terbesar di dunia, telah menarik perhatian para peneliti dan arkeolog selama bertahun-tahun. Salah satu temuan yang cukup mengejutkan adalah adanya struktur tersembunyi di bagian bawah candi yang dikenal sebagai Kaki Tersembunyi Borobudur.
Pada tahun 1885, seorang insinyur Belanda bernama J.W. Ijzerman menemukan bahwa bagian bawah candi ternyata memiliki relief yang sebelumnya tidak terlihat. Relief ini menggambarkan hukum karma dalam ajaran Buddha dan beberapa adegan kehidupan sehari-hari masyarakat pada masa itu. Namun, bagian ini kemudian ditutup kembali dengan batu tambahan, dan hingga kini hanya sebagian kecil yang diperlihatkan kepada publik.
Pemindaian Georadar dan Indikasi Ruang Kosong
Sejumlah penelitian arkeologi modern menggunakan teknologi pemindaian georadar untuk mempelajari struktur Borobudur lebih lanjut. Hasilnya menunjukkan adanya anomali berupa ruang kosong di beberapa bagian candi. Dugaan ini menimbulkan spekulasi bahwa Borobudur mungkin memiliki ruang-ruang tersembunyi yang belum sepenuhnya dieksplorasi.
Namun, hingga saat ini, tidak ada bukti arkeologis yang menunjukkan adanya ruangan atau lorong rahasia di dalam struktur utama candi. Para ahli meyakini bahwa anomali georadar bisa disebabkan oleh perbedaan material bangunan atau rongga alami dalam struktur batuan candi.

Mengapa Kaki Candi Ditutup?
Salah satu pertanyaan utama adalah mengapa relief di bagian bawah Borobudur ditutup kembali setelah ditemukan. Beberapa teori menyebutkan bahwa alasan utama adalah faktor struktural. Kaki tambahan yang dibangun di atas relief tersebut berfungsi sebagai penyangga untuk menjaga kestabilan candi agar tidak runtuh akibat erosi atau pergeseran tanah.
Selain itu, ada juga spekulasi bahwa beberapa relief tersebut menggambarkan ajaran yang tidak sesuai dengan interpretasi agama Buddha yang berkembang di masa kemudian. Namun, hingga kini, tidak ada bukti kuat yang mendukung teori tersebut.

Borobudur memang menyimpan banyak misteri, tetapi hingga saat ini tidak ada bukti konkret yang menunjukkan adanya ruang rahasia yang sengaja disembunyikan. Temuan relief tersembunyi dan indikasi ruang kosong dari pemindaian georadar masih menjadi bahan penelitian lebih lanjut oleh para arkeolog.
Sebagai salah satu situs warisan dunia UNESCO, Borobudur tetap menjadi objek studi yang menarik, baik dari segi sejarah, arsitektur, maupun spiritualitasnya. Penelitian lebih lanjut di masa depan mungkin akan memberikan jawaban yang lebih jelas mengenai struktur dan sejarah pembangunan candi ini.